Rabu, 30 April 2014

Tugas Akhir - Review Jurnal Faktor Penentu Kesehatan Bank dan Pengaruh Dari Tingkat Kesehatan Bank



Ade Melisa

20212126

Universitas Gunadarma 

 

 Faktor Penentu Kesehatan Bank  dan Pengaruh Dari Tingkat Kesehatan Bank



Tulisan ini merupakan  hasil review dari 5 jurnal yang saya ambil  berdasarkan tema Faktor Penentu Kesehatan Bank dan Pengaruh dari Tingkat Kesehatan Bank. Kelima jurnal disini digunakan sebagai preferensi bahan tulisan. Adapun tujuan dari tulisan ini adalah agar kita dapat memahami apa itu tingkat kesehatan bank, faktor penentu dan pengaruhnya terhadap beberapa aspek. Sebelum membahas hasil dari meta analysis ke 5 jurnal tersebut lebih baik kita terlebih dahulu mengetahui arti dari Tingkat Kesehatan Bank.

Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank baik berdasarkan penelitian kualitatif maupun kuantitatif terhadap berbagai aspek yang berpengaruh dalam resiko dan kinerja suatu bank. Penilaian tersebut dilakukan setelah mempertimbangkan unsur jugdement. Tujuan dari penilaian tingkat kesehatan suatu bank itu sendiri adalah sebagai gambaran apakah bank tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak.  Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/ 1 /PBI/2011, kesehatan bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap bank. Oleh karena itu Bank wajib memelihara atau meningkatkan Tingkat Kesehatan Bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha. (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 2 ayat 1). Kategori bank yang dianggap sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran dan dapat membantu pemerintah dalam melakukan kebijaksanaan khususnya kebijakan moneter. Dan untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup.


Faktor Penentu Perhitungan Kesehatan Bank
Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi. (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 2 ayat 3). Dan juga bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas tingkat kesehatan bank . (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 3 ayat 1) . Penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank tersebut dilakukan paling kurang setiap semester untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember. (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 3 ayat 2). Adapun tujuan dari penilaian tingkat kesehatan suatu bank itu sendiri adalah seperti yang telah disebutkan, yaitu sebagai gambaran apakah bank tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Dan untuk faktor penentu dalam perhitungan kesehatan bank tersebut berdasarkan jurnal yang telah di review adalah sebagai berikut :

 

Jurnal dengan judul : Penentu Kesehatan Perbankan oleh Yulius Kurnia Susanto dan Tjhai Fung Njit 

Dalam jurnal ini sampel yang digunakan adalah 66 bank yang terdaftar pada direktori perbankan Indonesia tahun 2005,2006,2007. Pengujian hipotesis menggunakan binary logistic regression. Variabel dalam jurnal adalah  tingkat/kondisi kesehatan bank sebagai variabel dependentt dan 11 rasio kesehatan bank sebagai variabel independent yang mempengaruhi. Berdasarkan hasil analisis diketahui dalam menentukan tingkat kesehatan bank digunakan beberapa rasio kesehatan bank untuk menghitungnya. Namun hasil dari perhitungan rasio-rasio tersebut dengan uji binary logistic regression  hanya beberapa yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kesehatan bank karena memiliki nilai signifikansi <0,05, selebihnya dianggap kurang signifikan karena memiliki nilai signifikansi >0,05. Namun untuk  keterangan tambahan dalam penelitan ini masih memiliki beberapa keterbatasan, juga pengukuran hanya terhadap rasio CAMEL belum menggunakan CAMELS, sehingga apabila terdapat beberapa perbedaan pendapat mungkin disebabkan oleh estimasi paramemter regresi yang berbeda.



Pengaruh dari tingkat kesehatan bank
Setelah mengetahui pengertian dari tingkat kesehatan bank, tujuan penilaian tingkat kesehatan bank dan  faktor apa saja yang menentukan dalam penilaian tingkat kesehatan bank maka selanjutnya adalah aspek apa saja yang dipengaruhi oleh hasil penilaian tingkat kesehatan suatu bank. Berdasarkan beberapa jurnal yang saya review memang hasil penilaian tingkat kesehatan bank akan memberikan pengaruh terhadap beberapa aspek. Berikut adalah beberapa aspek yang dipengaruhi oleh faktor tingkat kesehatan suatu bank bersama dengan hasil review jurnalnya :

1.      Pengaruh terhadap pertumbuhan laba masa mendatang 


Jurnal dengan judul : Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Masa Mendatang Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta oleh Nesti Hapsari 

Dalam jurnal ini data yang digunakan adalah laporan keuangan industri perbankan tahun 2000-2004 .  Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil jurnal diketahui bahwa tingkat kesehatan bank mempengaruhi pertumbuhan laba pada masa mendatang, untuk perusahaan yang digunakan sebagai data adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEJ. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil pengolahan data terhadap dua variabel yaitu variabel pertumbuhan laba sebagai variabel dependent dan variabel tingkat kesehatan bank sebagai variabel independent yang mempengaruhi. Variabel tingkat kesehatan bank disini dihitung melalui CAR, Assets Quality dan Liquiditynya. Perhitungan dari uji hipotesis dua variabel ini adalah sebagai berikut ;
·         Capital nilai t hitung sebesar 3,032 (α = 0,009) sehingga kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa Capital memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
·         Assets Quality (kredit) nilai t hitung sebesar 4,935 (α = 0,001) dan Assets Quality (aktiva produktif) nilai t hitung sebesar 2,365 (α = 0,033)  sehingga kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa Assets Quality pada kredit dan aktiva produktif memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
·         Liquidity nilai t hitung sebesar 2,273 (α = 0,016) )  sehingga kesimpulannya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa Liquidity juga  memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

Sehingga kesimpulan dan  hasil analisis dari uji hipotesis dalam penelitaan ini menunjukkan bahwa benar tingkat kesehatan bank memberikan sumbangan efektif dalam mempengaruhi pertumbuhan laba di masa mendatang pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek jakarta, walaupun sisanya memang dipengaruhi juga oleh faktor di luar variabel independent tersebut

2.      Pengaruh Terhadap Harga Saham


Jurnal dengan judul : Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham  Pada Perusahaan Perbankan yang Go Public Periode 2004-2008 oleh Kurnia Windias Praditasari 

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear bergandan, uji determinasi, uji korelasi berganda dan  uji t.  Berdasarkan hasil jurnal diketahui bahwa tingkat kesehatan bank mempengaruhi harga saham, untuk perusahaan yang digunakan sebagai data dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang go public pada periode 2004-2008. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil pengolahan data terhadap dua variabel yaitu variabel harga saham  sebagai variabel dependent dan variabel tingkat kesehatan bank sebagai variabel independent yang mempengaruhi. Variabel tingkat kesehatan bank disini dihitung melalui CAR, KAP, BOPO dan LDR. Dua variabel tersebut diuji dengan 4 metoe pengujian hipotesis dan hasil dari keempatnya menunjukkan setiap ada perubahan (kenaikan/penurunan) pada variabel indpendent  maka akan berpengaruh juga pada variabel dependentnya.

3.      Pengaruh terhadap tingkat ekspansi kredit



Jurnal dengan judul : Analisis Pengaruh Faktor Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Tingkat Ekspansi Kredit Bank di Indonesia Tahun 1999-2004 oleh Suharyoko 

Sampel dalam  penelitian  jurnal ini adalah 90 bank umum dengan data yang digunakan yaitu laporan keuangan dan rasio kesehatan bank yang dihitung berdasarkan neraca bank pada periode tahun 1999 sampai dengan Juni 2005. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, uji F, uji t, koefisien determinasi dan anova.  Berdasarkan hasil jurnal diketahui bahwa tingkat kesehatan bank mempengaruhi tingkat ekspansi kreditnya. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil pengolahan data terhadap dua variabel yaitu variabel tingkat ekspansi kredit sebagai variabel dependent dan variabel tingkat kesehatan bank sebagai variabel independent yang mempengaruhi. Variabel tingkat kesehatan bank disini dihitung melalui CAR, AP, PPAP, ROA, BOPO, CR dan LDR. Perhitungan dari uji hipotesis dua variabel ini adalah sebagai berikut ;
·         Tingkat kesehatan bank berdasarkan CAR, AP, PPAP, ROA, BOPO, CR dan LDR secara serempak berpengaruh terhadap besarnya tingkat ekspansi kredit. Dalam hal ini diketahui nilai prop. Value masing-masing tahun adalah 0,000 atau lebih kecil dari 5%, yang berarti dengan tingkat keyakinan 95 %, sehingga pengaruhnya terhadap tingkat ekspansi kredit adalah signifikan.
·         Tingkat kesehatan bank berdasarkan CAR, AP, PPAP, ROA, BOPO, CR dan LDR Secara parsial/ individual diketahui besarnya prob. Value masing-masing variabel lebih besar daripada α (5%) sehingga pengaruhnya terhadap tingkat ekspansi kredit adalah signifikan.
·         Tingkat kesehatan bank berdasarkan CAR, AP, PPAP, ROA, BOPO, CR dan LDR secara bersama-sama (berganda) tahun 2002, 2003, dan 2004 mempunyai hubungan yang tinggi sehingga pengaruhnya terhadap tingkat ekspansi kredit adalah signifikan juga.

Dari seluruh perhitungan tersebut kesimpulan yang dapat ditarik adalah  tingkat kesehatan bank terhadap tingkat ekspansi kredit memang menunjukkan tanda positf dan signifikan sehingga semakin baik tingkat kesehatan suatu bank akan memberikan gambaran besarnya  kemampuan  ekspansi kredit yang dapat dilakukan  pada tahun  berikutnya. Begitupun kebalikannya, semakin buruk tingkat kesehatan bank tersebut maka kemampuan ekspansi kreditnya akan merosot.

4.      Pengaruh terhadap potensi kebangkrutan

Jurnal dengan judul : Pengaruh  Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Potensi Kebangkrutan pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta oleh Arief Adi Wibawa

Sampel adalah 25 bank yang terdaftar di BEJ diambil dengan metode sensus  dan data yang digunakan yaitu  laporan keuangan tahunan yang merupakan jenis data sekunder. Pengujian hipotesis menggunakan metode regresi, metode altman dan analisis pengaruh.  Variabel dalam penelitan adalah  Prediksi Potensi Kebangkrutan Bank sebagai variabel dependent , Tingkat Kesehatan Bank dan Rasio-rasio Keuangan sebagai variabel independent. Berdasarkan hasil jurnal diketahui bahwa tingkat kesehatan bank berpengaruh terhadap potensi kebangkrutannya. Pernyataan itu didasarkan atas hasil pengolahan data terhadap variabel-variabel tersebut.  Tingkat kesehatan bank disini dhitung berdasarkan metode camels. Adapun hasil dari uji hipotesis variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut ;
·         Tingkat kesehatan bank yang menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,381 dan R2 menunjukkan bahwa variabel tersebut memang berpengaruh secara signifikan terhadap potensi kebangkrutan
·         Rasio tingkal kesehatan bank berdasarkan CAMEL,  khususnya dalam metode altman faktor yang paling berpengaruh dalam memprediksi potensi kebangkrutan  adalah Pendapatan (Earning) dan Modal (Capital).

Sehingga dari dua hal  tersebut kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat pengaruh dari  tingkat kesehatan bank terhadap potensi kebangkrutan bank walaupun tidak semuanya signifikan.

Kesimpulan

Tingkat kesehatan bank memang harus dijaga kestabilitasannya oleh setiap bank karena setiap perubahannya akan memberikan pengaruh terhadap beberapa variabel, seperti yang dsebutkan diatas yaitu tingkat harga saham, tingkat ekspansi kredit dan tingkat laba di masa depan. Semakin baik tingkat kesehatan suatu bank maka variabel tersebut akan mengarah ke arah positif. Namun apabila tingkat kesehatan bank ternyata kurang baik maka variabel tersebut akan mengarah ke arah negatif.  Selain itu kesehatan bank juga menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi tanggung jawabnya dalam kegiatan operasional sehingga apabila suatu bank tidak dapat menjaga kestabilitasannya maka bank itu akan kehilangan kepercayaan kredibilitasnya baik dari masyarakat, investor dan juga pemerintah yang pada akhirnya akan membuat bank itu berpotensi untuk bangkrut.


Sumber :
eprints.undip.ac.id
journal.uniba.ac.id