Kamis, 28 November 2013

Comparative Advantage

Comparative Advantage Dari Indonesia

Nama Kelompok :

               1.      Ade Melisa                                          20212126
                                      2.      Eva Nor Octania                                  22212575
                                      3.      Indriyani Rachmawati                           28212419 
                                      4.      Ine Lettysia                                          23212728
                                      5.      Malicha Aulia Zatalini                           24212401

Kelas : SMAK06-3


Menurut Ricardo, setiap kelompok masyarakat atau Negara sebaiknya mengkhususkan diri untuk menghasilkan  produk-produk yang lebih efisien. Berdasarkan teori Ricardo, setiap Negara memiliki spesialis atau keunggulan dalam bidangnya masing-masing, seperti di Negara Vietnam spesialis penghasilnya adalah beras. Begitu juga di Negara Indonesia memiliki keunggulan dalam bidang tertentu..
Menurut kelompok kami, spesialis atau keunggulan dari Indonesia adalah kayu dan hasil olahannya. Dilihat dari bidang industri di Indonesia, industri kayu memiliki peluang dan potensi yang bisa dikembangkan. Negara Indonesia memiliki keunggulan komaratif yaitu tersedianya lahan yang luas yaitu 1.919.440 km², sehingga dapat menyediakan bahan baku kayu sebagai sumber daya alam dari hutan tanaman.
Menurut Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Dody Edward, Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam kayu yang melimpah.  Hasil analisa yang dilakukan oleh Dapertemen Perindustrian pada tahun 2005 dalam mengukur daya saing terhadap industri yang sudah berkembang di Indonesia, menempatkan industri kayu atau mebel(furniture) kelompok industri yang dapat terus dikembangkan dimasa mendatang serta berpotensi untuk ekspor. Indonesia dikenal sebagai produsen kayu terbesar kedua didunia. Selain  hutan amazon di Brazil, Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia dan penyumbang oksigen (02).
Pada tanggal 30 September 2013, telah dilakukan pendatanganan Persetujuan Forest Law Enforcement Governance and Trade – Voluntary Partnership Agreement (FLEGT-VPA) oleh Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa (UE). Penandatanganan Persetujuan FLEGT-VPA berlangsung di Markas Besar UE di Brussels (Belgia) oleh Menteri Kehutanan RI,
Komisioner Lingkungan, dan Presidensi UE. Penandatanganan FLEGT-VPA ini merupakan hasil dari rangkaian panjang negosiasi antara RI-UE sejak Januari 2007.  Ada kepercayaan UE terhadap perbaikan tata-kelola kehutanan dan industri kehutanan yang dilakukan melalui pembangunan sebuah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Penjaminan legalitas atas kayu dan produk kayu yang diperdagangkan dilakukan melalui instrumen SVLK.

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, sepanjang Januari-Agustus, ekspor produk kayu Indonesia, termasuk kayu lapis, kayu pertukangan, pulp dan kertas, mencapai 3,88 miliar dolar AS. Pasar Asia masih dominan dengan nilai ekspor mencapai 2,94 miliar dolar AS atau lebih dari 75% dari total nilai ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk kayu olahan Indonesia pada Januari sampaiMei 2013 meningkat 0,6% dibanding periode sama tahun lalu, yakni dari US$ Rp 1,4 miliar menjadi US$ 1,43 miliar. Tetapi, volumenya turun 3,3% akibat permintaan melambat, yakni dari 706 ribu ton menjadi 700 ribu ton.
Berdasarkan data ekspor, Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan Kementerian Kehutanan Dwi Sudharto menuturkan total nilai ekspor produk kayu pada 4 November 2013 telah mencapai US$5 miliar verifikasi legal (V-Legal). Adapun dari sisi volume, ekspor hasil kayu telah mencapai 6,59 juta ton. Nilai ekspor tersebut naik lebih dari 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagai gambaran, nilai ekspor produk kayu Januari-Oktober 2012 mencapai US$4,2 miliar, sedangkan pada sepuluh bulan pertama 2013 nilainya mencapai US$4,7 miliar.  Nilai ekspor produk kayu yang mencapai US$5 miliar merupakan rekapitulasi dari 64.682 dokumen ekspor V-Legal dari 69 pelabuhan muat di Indonesia. Merujuk data Kemenhut, lima negara tujuan ekspor produk kayu terbesar, yakni China US$1,40 miliar, Jepang US$874,81 juta, Korea Selatan US$378,22 juta, Amerika Serikat US$340,69 juta, dan Australia US$194,02 juta. Adapun ekspor kayu ke kawasan Asia tercatat mencapai lebih dari 75% atau US$3,79 miliar dari total nilai ekspor produk kayu asal Indonesia US$5 miliar. Produk kayu yang paling banyak diekspor Indonesia berupa panel, bubur kertas, kertas, kayu pertukangan, dan furniture. Nilai ekspor free on board (FOB) panel hingga 4 November 2013 mencapai US$2,17 miliar, bubur kertas US$1,53 miliar, kertas US$698,67 juta, wood working US$538,39 juta, dan furniture US$38,32 juta. 
            Kayu yang ditebang dari pohonnya, dapat diolah kedalam berbagai bentuk. Hasil olahan kayu ini nilai ekspornya terus meningkat dari tahun ke tahun dan juga di ekspor dari Indonesia ke Negara-Negara lain. Contohnya :

1.      Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari penyayatan kayu massif.
2.      Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat.
3.      Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang kayu massif yang disusun sedemikian rupa.
4.      Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil dicampur dengan bahan pengikat yang dipres.
5.      Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk bubur yang dipres.

Berikut adalah jenis kayu yang paling diminati dan daerah asal kayu.

No.
Nama Perdagangan
Nama Ilmiah
Nama-Nama Daerah
1.
Agathis spp.
Damar (Jw.), dama (Slw.), damar bindang (Klm.), damar sigi (Smt.). (Ingg.): kauri pine.
2.
Kayu besi, bulian, kokon
3.
Lontar kuning
4.
Shorea spp. (mis. S. kunstleri King, S. laevis Ridley, S. laevifolia Endert); Hopea spp. (mis. H. celebica Burck, H. semicuneata Sym.)
Benuas, balau mata kucing, hulo dereh, puguh, jangkang putih, kerangan (Smt.), bubuh (Bk.)
5.
Araucaria spp. (mis. A. cunninghamii D. Don, A. hunsteinii K.Schum.)
Alloa, ningwik, pien (Pap.). Ingg.: araucaria.
6.
Durio spp. (terutama Durio carinatus Mast.); Coelostegia spp.
Durian burung, lahong, layung, apun, begurah, punggai, durian hantu, enggang
7.
Linggota, sono sungu, sonobrits
8.
Jati seberang, Jati londo
9.
Swietenia spp.; mis. S. macrophylla King, S. mahagoni (L.) Jacq.
Mahoni
10
Dryobalanops spp. (di antaranya D. oblongifolia Dyer, D. sumatrensis (Gmelin) Kosterm.)
Kamper (kayu), kayu kayatan, empedu, keladan
11.
Dryobalanops oblongifolia Dyer
Kapur guras (Smt.), kapur paya (Mly.), kelansau (Swk.)
12.
Michelia spp., Elmerrillia spp.
Minjaran, Wasian, Manglid, Sitekwok, Kantil (Jw.), Capuka
13.
Dipterocarpus spp. (mis. D. applanatus V.Sl., D. baudii Korth., D. elongatus Korth. dll.)
Keruing arong, kekalup; Lagan sanduk, mara keluang; Keruing tempudau; tempurau, merkurang, kawang, apitong
14.
Cordia spp.
Kendal, Klimasada, Purnamasada
15.
Sindora spp.; mis. S. bruggemanii de Wit, S. coriacea Maing., S. wallichii Graham
Sepetir (Mly.), sasundur (Klm.), mobingo (Slw.)
16..
Cordia spp.
Kendal, Klimasada, Purnamasada
17.
Sintuk, sintok lancing, ki teja, ki tuha, ki sereh, selasihan
18.
Shorea spp. (di antaranya: S. acuminatissima Sym., S. balanocarpoides Sym., S. faguetiana Heim, S. gibbosa Brandis, Shorea scollaris V.Sl.;
Damar hitam, damar kalepek; Damar hitam katup; Bangkirai guruk, karamuku; Damar buah, mereng-kuyung; Damar tanduk. Ingg.: yellow seraya.
19.
Shorea spp. (di antaranya: S. johorensis Foxw., S. lepidota BI., S. leprosula Miq., S. ovalis BI., S. palembanica Miq., S. platyclados V.Sl. ex Foxw., S. leptoclados Sym., dll.)
Majau, meranti merkuyung; Meranti ketrahan; Meranti tembaga, kontoi bayor; Meranti kelungkung; Tengkawang majau; Banio, ketir; Seraya merah, campaga, lempong, kumbang, meranti ketuko, cupang. Ingg.: red seraya, red lauan.
20.
Shorea spp. (di antaranya: S. assamica Dyer, S. bracteolata Dyer, S. javanica K. et. Val., S. lamellata Foxw., S. ochracea Sym., S. retinodes V.SI., S. virescens Parijs, S. koordersi Brandis, dll.)
Damar mesegar; Bunyau, damar kedontang; Damar mata kucing, damar kaca, damar kucing; Damar tunam, damar pakit; Damar kebaong, baong, bayong, baung, belobungo, kontoi tembaga; Balamsarai, damar mansarai; Damar maja, kontoi sabang; Kikir, udang, udang ulang, damar hutan, anggelam tikus, maharam potong, pongin, awan punuk, mehing (Smt., Kal.); Damar lari-lari, lalari, temungku, tambia putih (Slw.), Damar tenang putih, hili, honi (Mlku.). Ingg.: white meranti.
21.
Hopea spp. (mis. H. dasyrrachis V.Sl., H. dyeri Heim, H. sangal Korth., dll.)
Tekam, tekam rayap; Bangkirai tanduk, emang, amang besi; Cengal, merawan telor; Ngerawan, cengal balau
22.
Intsia spp. (terutama I. bijuga O.K., I. palembanica Miq.)
Merbau asam, ipi (NT.), kayu besi (Papua); Ipil, anglai, maharan; Tanduk (Mlku.)
23.
Anisoptera spp. (mis. A. laevis Ridl., A. marginata Korth., A. thurifera Bl.)
Cengal padi, damar kunyit; Masegar (Smt.), ketimpun (Klm.), mersawa daun besar; tabok, tahan
24.
Palaquium spp., Payena spp., Madhuca spp.
Suntai, balam, jongkong, hangkang, katingan, mayang batu, bunut, kedang, bakalaung, ketiau, jengkot, kolan
25.
Suren, kalantas
26.
Calophyllum spp.; mis. C. calaba L., C. inophyllum L., C. papuanum Lauterb., C. pulcherrimum Wall.ex Choisy, C. soulattri Burm.f.
Bintangor, penaga; Nyamplung; Sulatri; Bunoh, bintangur bunut
27.
Balang, Walang, Wadang, Wayu
28.
Alstonia spp. (di antaranya A. pneumatophora Back., A. scholaris R.Br., A. spatulata Bl., A. macrophylla Wall., A. spectabilis R.Br.)
Kayu gabus, rita, gitoh, bintau, basung, pule, pulai miang. Ingg.: white cheesewood, milkwood, milky pine.


Referensi








Tidak ada komentar:

Posting Komentar