Kelompok
Ade Melisa (20212126)
Eva Nor Octania (22212575)
Indriyani Rachmawati (28212419)
Ine Lettysia (23212728)
Malicha Aulia Zatalini (24212401)
Kelas SMAK06-3
PROYEKSI EKONOMI
MAKRO 2014-2015
Pada Sektor
Pertambangan
Dalam hal memprediksi ekonomi makro pada sektor industri pertambangan,
pasar-pasar yang dapat mempengaruhi pergerakan sektor pertambangan yaitu pasar
uang, sektor rill, dan pasar tenaga kerja. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi 5
tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 4-6 persen.
Dapat diketahui jika, pertumbuhan ekonomi meningkat dapat diindikasi bahwa
sektor pertambangan mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan
ekonomi mengalami penurunann yang disebabkan oleh krisis ekonomi pada tahun
2008. Berikut data pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000-2012:
Tahun
|
Pertumbuhan Ekonomi
|
2000
|
4,92
|
2001
|
3,82
|
2002
|
4,37
|
2003
|
4,87
|
2004
|
4,76
|
2005
|
5,80
|
2006
|
5,51
|
2007
|
6,31
|
2008
|
6,03
|
2009
|
4,57
|
2010
|
6,10
|
2011
|
6,50
|
2012
|
6,30
|
Dari tabel di atas, dapat disimpulakan bahwa pertumbuhan ekonomi dari
tahun 2000-2005 mengalami peningkatan. Dari tahun 2005-2008 pertumbuhan ekonomi
stabil dan mengalami peningkatan secara perlahan. Pada tahun 2009 mengalami
penurunan secara signifikan hingga 4,57 persen, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi di tahun 2008. Selanjutnya
pada tahun 2010 hingga 2012 supply sektor-sektor industri di Indonesia
meningkat, hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang juga meningkat.
·
Pasar Uang
Pasar uang dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Pertumbuhan PDB,
Inflasi IHK, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga. Berikut adalah data
Perkembangan Makroekonomi dari tahun 2000-2013:
Dari tabel diatas, pengaruh indikator dalam pasar uang seperti halnya
pertumbuhan PDB, inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga saling
mempengaruhi satu sama lain. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan
ekonomi menurun. Hubungan yang terjadi yaitu berbanding terbalik. Dapat dilihat
pada tahun 2000-2001 inflasi yang naik, menyebabkan pertumbuhan PDB menurun,
tetapi pada tahun 2002-2003 inflasi menurun sehingga pertumbuhan mengalami
peningkatan. Lain halnya pada tahun 2004, hubungan yang terjadi adalah
berbanding lurus.Hal ini dikarenakan adanya isu kenaikan bbm yang mendorong
masyarakat untuk lebih konsumtif. Kecenderungan masyarakat untuk mengantisipasi
kenaikan bbm yaitu dengan menimbun. Pada tahun 2005, terjadi inflasi yang
meningkat secara signifikan yang mencapai angka 17,11 yang menyebabkan
pertumbuhan PDB menurun. Pada tahun 2006 hingga 2007, tingkat inflasi kembali
stabil sehingga pertumbuhan PDB pada sektor-sektor industri meningkat perlahan.
Pada tahun 2008, terjadi krisis global yang berpengaruh peredaran uang di
masyarakat meningkat yang dapat menurunkan produktivitas sektor-sektor industri
mengalami penurunan.
Hubungan tingkat suku bunga dengan pertumbuhan PDB berbanding terbalik.
Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank sentral melalui bank-bank dengan
menaikkan tingakat suku bunga deposit yang tinggi mendorong masyarakat untuk
menabung, dengan kata lain sektor-sektor industry mengalami penurunan penawaran
yang menyebabkan pertumbuhan PDB itu sendiri mengalami penurunan.
·
Sektor Riil/Industri
Sektor industri dipengaruhi oleh kegiatan pasar uang. Seperti dijelaskan
sebelumnya tingkat suku bunga dapat mempengaruhi permintaan atau penawaran
dalam sektor riil. Berikut data pertumbuhan sektor-sektor ekonomi pada tahun
2000-2012:
Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi (dasar tahun 2000 dalam persen)
Dari
tabel diatas, terlihat bahwa dari tahun 2001 ke 2002 tingkat suku bunga yang
ditetapkan mengalami peningkatan sehingga masyarakat cenderung menggunakan uangnya untuk konsumsi. Sehinngga
pertumbuhan sektor ekonomi mengalami peningkatan. Lain halnya pada tahun 2003
tingkat suku bunga menurun sehingga masyarakat cenderung menabung uangnya. Pada
tahun 2004 mengalami peningkatan pada pertumbuhan ekonomi secara drastis
dikarenakan tingkat suku bunga pada tahun tersebut rendah. Sehinnga masyarakat
lebih konsumtif dan tidak tertarik untuk menabung. Pada tahun 2005, pertumbuhan
disektor industri khususnya pertambangan mengalami penurunan karena inflasi
yang melonjak secara signifikan. Pada tahun 2006-2012 tingkat suku bunga
perlahan menurun sehingga dapat mendorong meningkatnya penawaran pada sektor
industri.
- Pasar Tenaga Kerja
Pergerakan
pasar tenaga kerja dipengaruhi oleh sektor riil, dimana penawaran pada sektopr
riil menurun maka produktivitas pada tenaga kerja menurun begitu pula
sebaliknya. Berikut data upah nominal tenaga kerja pada tahun 2000-2012:
Periode
|
Rata-Rata Upah Nominal
000
|
|
2000
|
1080.32
|
|
2001
|
1055.36
|
|
2002
|
1482.64
|
|
2003
|
2078.03
|
|
2004
|
1638.85
|
|
2005
|
2245.29
|
|
2006
|
2732.64
|
|
2007
|
3541.28
|
|
2008
|
2806.62
|
|
2009
|
3329.77
|
|
2010
|
3944.23
|
|
2011
|
4006.9
|
|
2012
|
3849.18
|
Dari
tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2003 hingga 2004 rata-rata upah
nominal mengalami penurunan yang cukup banyak dikarenakan adanya kenaikan bbm
sehingga mempengaruhi pendapatan masyarakat. Pada tahun 2006 dan 2007 mengalami
kenaikan upah nominal karena penawaran pada sektor riil juga meningkat yang
menyebabkan produktifitas tenaga kerja juga meningkat. Dan pada tahun 2011
hingga 2012 mengalami penurunan dikarenakan penawaran pada sektor riil
pertambangan mengalami penurunan juga.
Proyeksi Perekonomian 2014/2015
Analisis :
Jadi,
berdasarkan data-data pada sektor pasar uang, sektor riil, tenaga kerja dapat
di proyeksikan pada tahun 2014 akan terjadi kenaikan inflasi dan penurunan
nilai tukar disebabkan oleh tuntutan para buruh untuk meminta kenaikan gaji.
Dan pada tahun 2015 di proyeksikan akan terjadi penurunan inflasi dan kenaikan
nilai tukar karena pada tahun 2015 akan diberlakukannya AFTA ( ASEAN FREE TRADE AREA).
Per
|